Perlakuan OBAT
Secara
“DAGUSIBU”
Kita semua pasti pernah bersinggungan dengan obat,
baik untuk digunakan sendiri, maupun untuk mengobati keluarganya. Sayangnya,
kepedulian tentang bagaimana mengelola obat yg baik, belum diketahui atau belum
dilakukan sebagian besar dari masyarakat. Di sinilah pentingnya
peran edukasi dan pemberian informasi oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu,
saya akan memaparkan hal-hal utama yang perlu diperhatikan oleh setiap pasien
atau keluarga pasien yang akan mendapatkan obat.
Apakah itu DAGUSIBU ?
1. DA = Dapatkan
Dapatkan obat di tempat yang benar, agar
terjamin manfaatnya, keamanannya dan kualitasnya. Benar di sini dalam arti
legalitasnya ada, misal apotek, rumah sakit, toko obat berijin, apotek klinik,
dan sebagainya. Saat menerima obat, pastikan ada nomor registrasi obat, masih
tersegel rapat, dan pastikan obat tidak rusak serta tidak kadaluwarsa.
Sebaiknya kita
tidak membeli sembarang obat di warung, karena penjaga warung bukanlah orang
yang mempunyai ilmu di bidang obat. Tidak disarankan mendapatkan obat dari
tetangga atau keluarga yang merasa penyakitnya atau keluhannya sama dengan
anda, karena bisa jadi, obat yang diperlukan oleh setiap individu itu berbeda,
disesuaikan oleh keadaan masing-masing orang.
TIP MENDAPATKAN OBAT DENGAN BENAR :
1.
PERHATIKAN PENGGOLONGAN OBAT
2.
PERHATIKAN PERINGATAN YANG ADA DI BROSUR
DAN KEMASAN
3.
PERHATIKAN TANGGAL KADALUARSA OBAT
2. GU = Gunakan
Gunakanlah obat dengan benar sesuai dengan etiket yang
tertera atau sesuai petunjuk dari dokter dan apoteker. Apabila
kurang jelas, bertanyalah mengenai obat tersebut, baik itu khasiat, cara pakai
ataupun efek samping.
Contoh :
a. Obat minum ( Tablet, pil, kapsul, serbuk atau
sirup )
· Obat diminum dengan air putih (kecuali bila ada petunjuk
lain seperti dihisap, di kunyah, di letakkan di bawah lidah, atau dikumur), dan
untuk anda yang tidak bisa mengkonsumsi tablet, pil, atau kapsul secara
langsung, anda dapat menggunakan cara lain dengan mengkonsumsi roti atau
buah secara bersamaan supaya rasa pahit dari obat tersebut dapat teratasi.
· Perhatikan waktu minum sesuai yang tertera pada brosur atau
kemasan obat atau etiket obat (sebelum, bersamaan atau sesudah makan).
· Apabila Anda mengkonsumsi obat sirup sebaiknya di kocok
terlebih dahulu dan gunakanlah sendok takar untuk memudahkan minum obat serta
untuk ketepatan dosis atau aturan minum obat
b. Obat Kulit ( salep, krim, gel atau pasta)
· Cuci Tangan terlebih dahulu kemudian keringkan.
· Oleskan obat secara tipis dan rata pada bagian yang sakit
sesuai dengan jam pemakaian
c. Obat Tetes Mata dan Salep Mata
Obat ini merupakan obat steril, maka usahakan penetes ujung pada obat
jangan tersentuh tangan atau terkena permukaan lain dan tutup rapat setelah
obat di gunakan. Jangan gunakan 1 obat tetes mata digunakan lebih dari satu
orang, karena di khawatirkan bisa terjadi penularan infeksi jika di gunakan
oleh lebih dari 1 orang.
Cara penggunaan obat mata yang benar adalah :
1) Cucilah tangan anda terlebih dahulu
2) Tengadahkan kepala anda agar memudahkan pemberian obat
3) Tarik Kelopak mata bagian bawah
4) Teteskan atau oleskan pada bagian dalam kelopak mata bawah.
5) Tutup mata dan biarkan hingga 1 sampai 2 menit agar obat dapat diserap
dengan baik.
d. Obat Tetes Hidung
1) Cucilah tangan anda terlebih dahulu
2) Tengadahkan kepala anda agar memudahkan pemberian obat.
3) Teteskan obat pada lubang hidung (sesuai dengan petunjuk pemakaian)
4) Tahanlah posisi kepala anda selama beberapa menit
5) Jangan gunakan obat ini lebih dari satu orang untuk menghindari
terjadinya penularan infeksi.
e. Obat Tetes Telinga
1) Cucilah tangan anda terlebih dahulu.
2) Miringkan kepala anda atau berbaring
3) Tarik daun telinga ke atas bawah (dewasa) atau ke arah bawah belakang
(anak-anak), sehingga lubang telinga tampak terlihat jelas dan lurus.
4) Teteskan obat pada liang telinga anda sesuai kebutuhan atau sesuai
anjuran dokter dan dibiarkan kurang lebih selama 3 menit.
5) Setelah digunakan, keringkan ujung wadah dengan menggunakan tissu
bersih.
f. Suppositoria
Cara penggunaan suppositoria:
1) Cucilah tangan anda terlebih dahulu dengan air bersih dan sabun.
2) Buka bungkus suppositoria dan basahi bagian runcing dengan sedikit air
untuk memudahkan obat masuk ke dalam dubur. Jangan gunakan air panas karena
bisa merusak suppositoria.
3) Anda harus berbaring miring di tempat tidur dan tekuk salah satu kaki,
lalu masukkan suppositoria ke dalam dubur dengan posisi bagian runcing obat
menghadap ke dalam.
4) Setelah suppositoria dimasukkan ke dalam dubur, anda harus tetap
berbaring selama kurang lebih 5 menit atau 10 menit agar obat tidak keluar
lagi.
5) Cucilah tangan anda enggunakan sabun hingga bersih.
6) Jika suppositoria terlalu lunak sebelum digunakan, maka suppositoria
tersebut harus disimpan terlebih dahulu di dalam lemari es selama 30 menit.
Simpan obat sesuai yang tertulis di kemasan,
kecuali bila harus disimpan secara khusus. Umumnya obat disimpan di tempat yang sejuk (15-25°
C), tidak terkena sinar matahari langsung, tidak di tempat yang lembab, dan
jauhkan dari jangkauan anak-anak. Fungsi hal di atas, jelas agar obat tidak
mudah rusak, karena obat umumnya ada yang teroksidasi oleh sinar matahari, dan
dapat mengakibatkan obat berkurang stabilitasnya sehingga jadi lengket-lengket
dan rusak. Kelembaban juga akan membuat obat terurai. Anak-anak harus dijauhkan
dari obat, agar tidak sembarangan memasukkannya ke mulut atau dibuat mainan.
Bila ada kotak obat, masukkan obat dalam kotak atau lemari tersebut.
Penyimpanan khusus seperti di dalam kulkas, biasanya diperuntukkan untuk
sediaan suppositoria (dimasukkan lewat anus), karena pada suhu ruang, sediaan
suppositoria ini akan meleleh atau mencair. Insulin dan vaksin yang belum
dibuka, juga disimpan di kulkas dengan suhu tertentu. Antibiotik yang
dilarutkan air, juga disimpan dikulkas setelah dibuka, dan hanya bertahan
maksimal 7 hari masa kadaluwarsanya. Masih banyak jenis obat-obat lain yang
penyimpanannya di kulkas, baik di bagian bawah (suhu yang lebih rendah), maupun
di freezernya.
Penyimpanan harus benar karena terkait stabilitas obat. Bahkan ada obat yang bila disimpan
di suhu ruang maka proses terurainya akan meningkat sekian puluh persen, lalu
menjadi cepat rusak. Sebaliknya, obat yang seharusnya disimpan di suhu sejuk,
bila dimasukkan kulkas menjadi tidak berfungsi.
Membuang obat juga ada tata caranya. Obat
dibuang, dikarenakan sudah rusak atau kadaluwarsa, sehingga tidak dapat
lagi digunakan. Bagi
apoteker yang bekerja di apotek atau rumah sakit, pembuangan atau pemusnahan
obat tertentu seperti narkotik dan psikotropik, harus ada saksi dan dibuatkan
berita acaranya.
Pembuangan obat bebas (logo bulatan hijau), obat bebas
terbatas (logo bulatan biru), dan obat keras (logo huruf K dengan bulatan
merah) dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat. Agar tidak disalahgunakan oleh
pihak lain, obat sebaiknya dibuang dengan cara tertentu sehingga benar-benar
tidak berbentuk lagi.
Prinsip pertama, gunakan masker dan sarung tangan, agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan, seperti menghirup bau menyengat obat yang sudah
kadaluwarsa.
Prinsip kedua, semua bentuk sediaan harus hancur terlebih dahulu
sebelum dibuang.
a. Tablet dan kapsul
Terlebih dahulu dikeluarkan dari blisternya, gerus
atau tumbuk hingga pecah dan tak berbentuk. Bisa dilarutkan dengan air bila larut,
atau dibuang di tempat sampah, atau ditimbun langsung ke tanah. Cara lain, bisa
dengan tablet atau sediaan padat lainnya dihancurkan lalu dicampur tanah atau
bahan kotor lainnya, kemudian dimasukkan ke dalam plastik, buang ke tempat
sampah. Kapsul di keluarkan isi obatnya dan cangkang dilarutkan air hingga
larut, atau dirusak dengan digunting-gunting. Untuk sediaan padat yang
mengandung antibiotik, cukup hilangkan identitas atau label pada kemasan, lalu
buang.
b. Suppositoria
Bisa dibiarkan dahulu di suhu ruang agar meleleh dan
tak berbentuk. Buang di saluran air.
c. Sirup atau suspensi
Keluarkan dari wadahnya, buang di saluran air
(wastafel/kloset/tempat pembuangan lainnya)
dengan diikuti air mengalir. Wadah berupa botol sebaiknya
dihancurkan, agar tidak digunakan ulang oleh orang yang tidak bertanggung
jawab. Lepaskan atau corat-coret semua label yang tertempel di wadah. Atau
kalau memang mau di reuse misalnya, cuci bersih dahulu dan pastikan tidak ada
bekas obat yang tertinggal.
d. Topikal (salep, gel, krim dan
sebagainya)
Keluarkan salep dari wadahnya, campur dengan tanah
atau bahan kotor lainnya, masukkan ke dalam plastik dan buang di tempat sampah.
Rusaklah tube kemasan hingga tidak dapat digunakan kembali.
e. Injeksi
Biasanya dilakukan di rumah sakit, baik berupa ampul
maupun vial, isi berupa larutan steril dikeluarkan dengan spuit atau jarum
injeksi. Buang bersama air mengalir hingga tak berbekas. Bila berbentuk serbuk,
bisa dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut yang sesuai atau langsung buang
di saluran air, bersama air mengalir. Vial dan ampul dimasukkan ke box khusus
disposal obat yang berbahan kaca atau berupa pecahan yang tajam.
Untuk obat khusus misal obat kanker, tata caranya lebih ketat lagi, dan
box khusus juga diperlukan dengan label sitostatika, yang nantinya akan
langsung dimusnahkan di incenerator (alat khusus).
Semoga penjelasan singkat tentang DAGUSIBU di atas
dapat bermanfaat . Memang terkadang kita
memperlakukan obat dengan sembarangan, tetapi ternyata obat itu perlu perlakuan
istimewa juga lho:)
DAFTAR PUSTAKA
Badan POM
RI. 2015. Materi Edukasi Tentang Peduli
Obat dan Pangan pada Remaja. Badan POM Jakarta.
Badan POM RI. 2015. Materi Edukasi Tentang Peduli Obat dan Pangan pada Dewasa. Badan
POM. Jakarta.
Departemen
Kesehatan. 2006. Pedoman Obat Bebasdan Bebas Terbatas, Jakarta: Departemen Kesehatan
RI
BY : PUSPITASARI (16.0633)